Friday 27 March 2009

..::KRITIK TANDA PEDULI::..

Walaupun kita punya hati seperti baja yang kuat menahan apapun, tapi ketika mendapat kritikan ada rasanya yang gak pas dalam diri kita apa lagi kritikan itu tentang negaif tentang segala yang kita lakukan. dan yang masih menduduki peringkat pertama adalah pujian atau sanjungan rasanya dalah hati begitu nyaman dan membuat kita semangat dalam melakukan pekerjaan. nah bagai mana jika kita menghadapi suatu kritikan yang mungkin sanagat menyayat hati. ini dari pengalaman saya yang mencari-cari solusi ketika aku mendapatkan krtikikan. yach walau cara ini juga tidak membuat 100% aku bangkit atau langsung menjadi super hero kadang juga akan kembali aku merasakan hal yang sama dengan para pembaca. posisi aku skrang menjadi penyiar radio dan aku merasa gak ada yang bener atas apa yang aku buat. salah..salah..dan salah sering sekali aku rasakan dan kritikan yang menbuat hati ini kadang gak bisa bertahan. tapi aku mencoba untuk berubah dalam beberapa pandangan.

1. Aku mencoba berfikir orang yang mengkritik kita bertanda dia Peduli dengan kita dan masih menyayangi kita.




2. Aku mengganggap orang yang mengkritik itu adalah saudaraku yang memberikan suatu patokan biar kita gak salah jalur.

3.Mengalah untuk Menang. di Kantorku yang saat ini aku memang merasa lum begitu lincah dan masih banyak yang harus aku benahi. Di atas tadi sudah di jelaskan aku di tempat kerja sering kali di kritik krena kurang bisa kreatif, intonasi yang buruk, power yang datar dan sebagainya. Pernah satu hari aku di dudukkan oleh seseorang yang begitu dekat sama manager tapibukan manager sebenarnya tapi di percaya untuk mengurus beberapa bidang kerja. ” Kamu jangan Memanggil pendengar dengan bahasa yang gak sesuai dengan moto kantor kita” nah kalau aku tetap mempertahankan ego ku munkin akan semakin parah akan percuma . aku mencoba membalikkan pertannyaannya atau kritikan kapada beliau ” Yang benar bagaimana” Alhasil usahaku berhasil ternyata aku dapat ilmu baru dan menjadi tim yang kompak walau kadang kita beda pemikiran.
4. Komitmen pada Tujuan Akhir
Banyak rencana bagus dan hasil yang baik tidak bisa dicapai gara-gara perdebatan dan kritik yang negatif menutupi kesamaan tujuan. Sering orang berdebat soal cara, berpegang pada ego mengenai cara mana yang akan ditempuh. Menganggap bahwa jika cara lain ditempuh-bukan cara kita-, apapun hasil akhirnya kita akan menutup mata. Padahal, jika hasil dan tujuan akhir tercapai, cara dan metode hanyalah jalan untuk memperolehnya.
Jika anda mengusulkan suatu rencana kerja dalam meningkatkan kinerja pegawai dan rekan anda mengusulkan hal lain dengan tujuan yang sama, hindari perdebatan mengenai cara mana yang akan ditempuh. Jika bisa digabungkan, hasil yang ingin dicapai memiliki kemungkinan keberhasilan yang lebih besar. Jangan seperti peribahasa TIJI TIBEH, MATI SIJI MATI KABEH. Atau seperti orang yang ditolak cinta, “Kalau tidak dengan saya, tidak juga dengan orang lain”. “Saya sengsara, orang lainpun mestinya ikut sengsara”. “Saya sial, orang lainpun sebaiknya ikut sial”.

Prinsip menang-menangan akan semakin memperkedil jiwa kita. Percayalah, jika anda bahagia mendengar dan melihat orang lain sukses, hal yang sama akan terjadi pada anda. Sukses bersama-sama lebih baik 1000% dibandingkan sengsara bersama-sama.

0 comments: